Kamis, 20 November 2008


Kamis, 20 November 2008
Pertama dalam Sejarah, Cangkok Organ dari Sel Induk

LONDON - Terobosan bersejarah di dunia kedokteran kembali
terjadi.Kali pertama di dunia, tim dokter berhasil
mencangkokkan organ utuh yang dikembangkan dilaboratorium
menggunakan sel induk pasien sendiri.

Keberhasilan itu menjadi sejarah baru karena berhasil
menghilangkan rintangan utama dalam operasi cangkok,
yaitu penolakan sel donor. Dengan begitu, operasi cangkok
jaringan tubuh kini bisa dilakukan tanpa harus menggunakan
obat anti penolakan seumur hidup. Tim dokter Eropa meyakini
metode tersebut mungkin bisamenjadi standar baku transplan
tasi pada masa depan.

Operasi fenomenal itu berawal dari upaya menyembuhkan pasien
seorang perempuan kelahiran Kolombia bernama Claudia Castillo,30.
Dia memberanikan diri sebagai orang pertama yang menjalani
operasi pencangkokan organ buatan dari sel induk
sendiri itu karena nyaris tidak bisa bernapas.

Castillo didiagnosis menderita TB pada 2004.
Maret lalu, kondisi kesehatan ibu dua anak tersebut semakin buruk.
Jika tidak menjalani transplantasi, infeksi disaluran
pernapasan Castillo akan menjalar ke bagian lain dan berpotensi
merenggut paru-parunya. Itu terjadi setahun setelah dia
meninggalkan Kolombia dan menetap di Barcelona bersama dua anaknya,
Johan, 15, dan Isabella, 4.

Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan single mother tersebut
adalah dengan transplantasi. Tapi, operasi yang ditangani
tim ilmuwan internasional kali ini berbeda dari transplantasi
yang lain.

Untuk membuat saluran pernapasan baru bagi Castillo,
tim dokter di Barcelonamengambil saluran pernapasan dari donor
seorang wanita berumur 51 tahun yang meninggal akibat tumor otak.
Menggunakan bahan kimia kuat dan enzim, tim dokter menghilangkan
semua sel dari saluran pernapasan donor dan hanya menyisakan satu
jaringan penghubung yang dibuat dari kolagen protein berongga.

Pada operasi yang berlangsung Juni lalu di Hospital Clinic, Barcelona,
Spanyol,tim dokter mengambil sel induk sumsum tulang belakang Castillo.
Mereka lantas mengombinasikannya dengan jaringan penghubung dari donor
dalam sebuah media khusus yang dikembangkan di Milan Polytechnic, Italia.
Calon organ itu kemudian dibiarkan tumbuh secara alami menjadi sel tulang rawan.

Untuk menciptakan bentuk salurannya, tim ahli medis itu menggunakan sel-sel
epithelial yang juga ditanam di media khusus tersebut. Sel-sel itu pun berasal
dari tubuh Castillo sendiri. Memang membutuhkan waktu. Tapi, organ hibrida yang
dikembangkan dalam laboratorium itu mampu memberikan hasil maksimal. Setelah
empat hari, jaringan tersebut sudah menghasilkan organ saluran napas sepanjang
5 cm. Operasi pencangkokan pun langsung dilakukan untuk memperbaiki paru-paru
sebelah kiri Castillo yang rusak.

Dengan menggunakan sel Castillo, tim dokter bisa mengecoh tubuhnya yang mengira
bahwa saluran pernapasan dari luar itu adalah milik Castillo sendiri. Dengan
demikian, risiko kemungkinan tubuh menolak organ asing tersebut diminimalkan.

Keuntungan itulah yang dirasakan sendiri oleh Castillo. Hampir lima bulan
pascaoperasi, dia mengaku jauh lebih sehat. Tidak ada masalah sama sekali.
''Operasi itu mengembalikan saya ke jalur kehidupan normal. Sekarang saya
sangat menikmati hidup normal bersama anak-anak dan keluarga,'' ujar perempuan
cantik itu.

Sekitar 10 hari pascaoperasi, Castillo sudah diperbolehkan pulang ke Spanyol.
Dia lantas menjalani kehidupan sebagai orang normal. Bahkan, dia bisa langsung
menjalankan hobinya, berdansa. ''Saya sangat berterima kasih kepada tim dokter.
Sebab, atas dedikasi mereka, penyakit seperti ini bisa diatasi dan orang-orang
bisa semakin sehat. Saya merasa sangat baik,'' ungkapnya.

Dr Paolo Macchiarini, kepala bedah thorax di Hospital Clinic, Barcelona,
menjelaskan, pasien bisa kembali menikmati kehidupan normal tanpa menunjukkan
tanda-tanda penolakan sama sekali. Dia kembali menegaskan, operasi perdana
pencangkokan organ utuh dari sel induk pasien itu memang tidak punya efek
samping yang merugikan. ''Potensi penolakannya nyaris nol persen,'' tegasnya
kemarin (19/11).

Martin Birchall, ahli bedah di University of Bristol yang ikut merawat
Castillo, juga menyatakan bangga atas hasil operasi tersebut.

Dia yakin, dalam waktu dekat terobosan tersebut jauh lebih berkembang. ''Mulai
sekarang, para ahli bedah bisa melihat dan memahami fungsi potensial sel induk
orang dewasa,'' paparnya.

Harapan hidup pasien-pasien yang mengidap penyakit parah pun meningkat berkat
terobosan medis tersebut. Birchall menuturkan, 20 tahun mendatang,
transplantasi organ apa pun bisa dilakukan dengan metode tersebut.

Tim ahli medis yang terdiri atas pakar-pakar bedah University of Padua dan
Polytechnic of Milan di Italia itu menyatakan, percobaan klinis akan berjalan
dalam waktu lima tahun, mulai sekarang.

Sementara itu, pemerhati transplantasi organ, Dr Abdul Razak Bawazier SpB
FINACS mengemukakan, keberhasilan tim medis di Eropa tersebut merupakan
terobosan yang telah ditunggu dunia kedokteran. ''Sejak lama dilakukan
pengembangan mengenai upaya pembiakan organ di laboratorium menggunakan sel
tulang sumsum, tapi belum tuntas. Keberhasilan yang dilakukan jelas merupakan
terobosan yang signifikan,'' katanya di Jakarta kemarin.

Sel disebut memiliki karakteristik stem cell (stemness) jika mampu meregenerasi
diri sendiri (self renewal). Kemampuan itu, di dunia kedokteran, berhasil
dikembangkan menjadi salah satu cara ilmiah untuk mengobati penyakit pada
manusia.

Keunggulan transplantasi stem cell, menurut Prof Dr Walujo Soerjodibroto yang
merupakan anggota tim Indonesia untuk stem cell, stem cell yang
ditransplantasikan tidak mengganggu imun tubuh manusia. Namun, berfungsi
memperbaiki sel-sel dalam tubuh yang rusak atau hampir tidak berfungsi alias
sakit.

Walaupun memberikan angin segar bagi dunia kedokteran, transplantasi stem cell
masih sangat mahal karena harus diproduksi di Swiss. ''Dalam jangka tiga hari,
stem cell yang dihasilkan harus segera masuk ke tubuh manusia. Melebihi tiga
hari, sel akan mati dan tidak akan berfungsi. Prosesnya yang masih rumit dan
menggunakan teknologi tinggi itulah yang membuatnya mahal,''
ungkapnya.(Rtr/BBC/ dailymail/ hep/iw/kim)

dikutip dari: www.jawapos.com

Tidak ada komentar: